Relasi dan Fungsi


Relasi dan Fungsi

1) Relasi

      Relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah hubungan yang memasangkan anggota A dengan anggota B.
Misalkan ada dua kelompok nama, orang dan nama pekerjaan,  lalu kedua kelompok tersebut kita hubungkan dengan nama hubungan "bekerja sebagai",
Kelompok nama, orang kelompok pekerjaan.


- Berdasarkan gambar di atas, dapat menyatakan hubungan berikut ini:
- Yuni bekerja sebagai dokter dan pedagang
- Nanda bekerja sebagai perawat
- Ita bekerja sebagai guru
- Helen bekerja sebagai pedagang

Relasi yang menghubungkan himpunan yang satu dengan himpunan lainnya dapat disajikandalam, beberapa, cara, yaitu diagram panah, diagram kartesius, dan himpunan pasangan berurutan

Macam-Macam yang menyatakan himpunan :
a) Diagram panah.
    Anggota-anggota himpinan P berelasi dengan anggota himpunan Q dengan relasi "menyukai'. Hal tersebut di tunjukan dengan arah panah. Oleh karena itu, diagramnya di sebut diagram panah.

b) Diagram Kartesius.
    Diagram kartesius merupakan diagram yang terdiri atas sumbu X dan sumbu Y. Pada diagram kartesius, anggota himpunan P terletak pada sumbu mendatar (sumbu-X), sedangkan anggota himpunan Q terletak pada sumbu tegak ( sumbu-Y). Relasi yang menghubungkan himpunan P dan Q ditunjukan dengan noktah atau titik seperti terlihat pada gambar.

c) Himpunan Pasangan Berurutan
    Selain menggunakan diagram panah dan kartesius, sebuah relasi yang menghubungkan himpunan yang satu dengan himpunan yang lainnya dapat disajikan dalam bentuk himpunan pasangan berurutan. Adapun cara penulisannya adalah anggota himpunan P ditulis pertama, sedangkan himpunan Q menjadi pasangannya.

Berdasarkan soal diatas, maka di peroleh himpunan pasangan berurutan sebagai berikut :
{(Rani, basket), ( Rani, bulu tangkis), (Dian, basket), (Dian, atletik), (Isnie, senam), (Dila, basket), (Dila, tenis meja).

Hasil kali Kartesius

 Dalam suatu relasi tentu saja terdapat dua buah himpunan yang dihubungkandengan relasi tertentu dapat disajikan dalam bentuk himpunan berurutan. Misalkan A={a, b, c, d} dan himpunan B={1, 2}. Himpunan pasangan berurutan dari himpunan A dan B yang mungkin adalah: {(a, 1), (a, 2), (b, 1), (b, 2), (c, 1), (c, 2), (d, 1), (d, 2)} Himpunan pasangan berurutan seperti itu merupakan hasil kali kartesius dari himpunan A dan himpunan B. Hasil kali ini biasanya dilambangkan dengan A X B. Secara sistematis, hasil kali kartesius antara himpunan A dan himpunan B dapat ditulis dengan notasi berikut ini :

Jika diketahui banyak anggota himpunan A adalah n(A) = r dan banyak anggota himpunan B adalah n(B) = s, dapatkah kamu menentukan banyak anggota A X B ? Agar kamu mengetahui bagaimana menentukan banyaknya anggota hasil kali kartesius dari buah himpunan, perhatikan contoh berikut ini :

Contoh :

Jika P ={2, 3, 5} dan Q={o, t, i,x:} tentukan :
a. P X Q
b. b. n(P X Q)

penyelesaian :
a. P X Q = {(2, o), (2, i), (2, x), (3, o), (3, t), (3, i), (3, X), (5, o), (5, t), (5, i), (5, x)}
b. n(P X Q)= n(P) X n(Q)= 3 X 4 = 12
   P = {1, 2, 3}; Q = {a, b, c, d}; R = {p, e, l, i, t, a}; S = {i, l, m, u}; T={o, k}



MaTeRi DiMenSi TiGa

DiMenSi TiGa 

            Kompetensi Dasar dalam Standar Kompetensi Dimensi Dua adalah Kedudukan titik, garis, dan bidang, jarak titik, garis, dan bidang, dan sudut antara garis dan bidang .

Pengertian Titik, Garis, dan Bidang

a) Titik
   - Titik dapat di tentukan berdasarkan letaknya.
   - Titik tidak memiliki ukuran atau dimensi.
   - Titik digambarkan dengan tanda noktah dan dibubuhi nama, biasanya dengan huruf kapital

b) Garis
   - Memiliki ukuran panjang, tidak memiliki ukuran lebar.
   - Biasanya hanya dilukiskan sebagian saja berupa segmen garis
   - Nama segmen garis dilambangkan dengan huruf kecil
   - Nama segmen garis dapat berupa nama titik pangkal dan ujungnya  

c) Bidang
    - Memiliki ukuran panjang dan lebar
    - Digambarkan sebagian hanya wakilnya saja
    - Diberi nama dengan huruf romawi/kapital/ dengan menyebutkan titik-titik sudutnya

A) Kedudukan Titik , Garis dan Bidang

 1) Kedudukan Titik  
          a) Kedudukan Titik Terhadap Garis  
 
   
            b) Kedudukan Titik Terhadap Bidang

2) Kedudukan Garis
     Kedudukan garis Terhadap Garis Lain
           a)  Dua garis berpotongan
                 Memiliki satu titik persekutuan (titik potong)
       
          b) Dua garis berimpit
               Ada lebih dari satu titik persekutuan

     c) Dua garis bersilangan
         Tidak berpotongan, tidak terletak pada satu bidang


d) Dua garis sejajar
   Tak ada titik persekutuan, dalam satu bidang

3) Kedudukan Bidang
   a) Dua Bidang Berimpit

b) Dua bidang  sejajar
    Tak punya titik persekutuan
 
c) Dua Bidang berpotongan 
    Memiliki satu garis persekutuan (garis potong)

B. Jarak Titik, Garis dan Bidang

MaTeri DiMensi Dua


Dimensi Dua

Kompetensi Dasar dalam Standar Kompetensi Dimensi Dua adalah Sudut Bangun Datar, Keliling Bangun Datar dan Luas Daerah Bangun Datar dan Transformasi Bangun Datar 

1. SuDut Bangun DaTar

a) Definisi dan Pengukuran Sudut
          Sudut Adalah Daerah yang dibatasi oleh dua garis dan titikk. Untuk menyatakan nama, disertai suatu sudut dilambangkan dengan : "<" Huruf-huruf Yunani seperti : a, B, 0 dan lain-lain. Untuk mengukur sudut biasanya digunakan dengan busur.

 Cara Mengukur besarnya sudut dengan busur :
- Letakkan menempel garis 0 derajat pada busur ke salah satu ruas garis yang akan diukur besar sudutnya.
- Letakkan titik pusat busur ( titik pusat 1/2 lingkaran ) pada titik sudut dan ruas garis yang terletak didalam      busur.
- Ukur besar sudutnya dengan menggunakan skala pada busur.

Secara Garis Besar, besarnya suatu sudut terbagi menjadi tiga bagian, yaitu :
- Sudut lancip yaitu sudut yang besarnya kurang dari 90 derajat.
- Sudut siku-siku yaitu sudut yang besarnya 90 derajat.
- Sudut tumpul yaitu sudut yang besarnya lebih dari 90 derajat.



 b) Pengubahan derajat ke radian atau sebaliknya.
Pengukuran sudut  berdasarkan ukuran radian didasarkan anggapan bahwa :
" satu radian = besarnya sudut pusat lingkaran yang dibatasi oleh busur lingkaran yang panjangnya sama dengan jari-jari"
- Konvensi Derajat ke Radian

Contoh 

- Konvensi Radian ke Derajat 

Contoh



2. Keliling Bangun Datar dan Luas Daerah Bangun Datar 

1. Lingkaran 
lingkaran adalah himpunan semua titik pada bidang dalam jarak tertentu, yang disebut jari-jari, dari suatu titik tertentu, yang disebut pusat. Lingkaran adalah contoh dari kurva tertutup sederhana, membagi bidang menjadi bagian dalam dan bagian luar.
    

panjang r adalah dari titik pusat lingkaran ke titik terluar lingkaran, sedangkan D adalah panjang dati titik terluar lingkaran dengan titik luar lingkaran lain dengan melewati titik tengah. Dengan kata lain r = setengah dari D dan D = 2 kali r.

2. Persegi Panjang 
Luas = Panjang x Lebar
Keliling = 2 x (panjang + lebar) atau K = panjang + lebar + panjang + lebar

3. Persegi
Luas  = sisi x sisi atau L = s2
Keliling  = 4 x sisi atau K = sisi + sisi + sisi + sisi

4. Trapesium 


Luas = ½ x (diagonal 1 + diagonal 2) x tinggi
Keliling  = (2 x sisi miring) + diagonal 1 + diagonal 2

5. Jajar Genjang

Luas  = alas x tinggi
K = sisi + sisi + sisi + sisi

6. Layang-Layang

7. Belah Ketupat
           Belah ketupat adalah bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh empat buah rusuk yang sama panjang, dan memiliki dua pasang sudut bukan siku-siku yang masing-masing sama besar dengan sudut di hadapannya. Belah ketupat dapat dibangun dari dua buah segitiga sama kaki identik yang simetri pada alas-alasnya.
8. Segitiga 
          Segitiga adalah bangun datar yang memiliki 3 titik sudut dan memiliki 3 sisi. Segitiga memeiliki banyak bentuk diantaranya segitiga sama kaki, segitiga sama sisi, segitiga siku-siku dan segitiga sembarang.


Luas = ½ x alas x tinggi atau L = (alas x tinggi) / 2
Keliling  = sisi + sisi + sisi

Khusus untuk Segitiga Siku-siku, panjang sisi miring terpanjang dapat dicari dengan menggunakan rumus phytagoras yaitu : 

3. TransFormasi Bangun Datar

         Tranformasi adalah aturan secara geometris yang dapat menunjukan bagaimana suatu bangun dapat berubah kedudukan dan ukurannya berdasarkan rumus tertentu . Secra umum transformasi dibedakan menjadi dua yaitu transformasi isometri dan ditalasi. Transformasi isometri adalah transformasi yang tidak mengubah ukuran, misalnya pergeseran, pencerminan dan pemutaran, sedangkan ditalasi adalah transformasi yang mengubah ukuran benda .
         Transformasi dapat dipandang sebagai pemetaan dari himpunan titik ke himpunan titik. Biasanya titik yang dipetakan adalah (x, y) dengan titik hasil pemetaan atau bayangannya adalah (x,y)                      
    
            Jenis - Jenis Transformasi Bangun Datar
  a) Translasi (pergeseran)
  b) Refleksi (pencerminan)
  c) Rotasi (perputaran)
  d) Dilatasi (perkalian)